beach

Sabtu, 02 Oktober 2010

PENYAKIT PADA UDANG DISEBABKAN OLEH VIBRIO HARVEYI

Berdasarkan Bergey,s Manual of Determinative Bacteriology dalam Breed et al. (1948) Vibrio harveyi diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Bacteria

Phylum : Proteobacteria

Class : Gammaproteobacteria

Order : Eubacteriales

Family : Vibrionaceae

Genus : Vibrio

Species : V. harveyi

Karakteristik biologi

Secara umum ciri-ciri Vibrio yaitu berbentuk koma atau batang pendek, bengkok atau lurus, bersel tunggal, mempunyai alat gerak berupa flagella kutub tunggal (monotoric flagel), termasuk gram negatif, ukuran sel 1-4 mm, tidak membentuk spora, oksidase positif, katalase positif, serta proses fermentasi karbohidratnya tidak membentuk gas (Jawestz et al., 1984). Bakteri ini selain didapatkan di air laut juga ditemukan di air payau, hal ini dibuktikan dengan ditemukannya penyakit vibriosis pada ikan air payau (Sunaryanto et al., 1987). Vibrio juga termasuk bakteri yang bersifat halofil, yaitu tumbuh dengan rentang toleransi salinitas 5-80 ppt dan tumbuh optimal pada salinitas 20-40 ppt (Taslihan, 1992).

Vibrio merupakan penyebab utama penyakit udang menyala dan dapat berperan sebagai patogen primer ataupun patogen sekunder. Sebagai patogen primer, Vibrio masuk melalui kontak langsung dengan organisme; sedangkan sebagai patogen sekunder, Vibrio menginfeksi organisme yang telah terlebih dahulu terinfeksi penyakit lain (Mariam dan Mintarjo, 1987; Sunaryanto et al., 1987; Farkas dan Malik, 1986). Menurut Rheinheimer (1985) Vibrio menyerang dengan merusak lapisan kutikula yang mengandung khitin dikarenakan Vibrio memiliki chitinase, lipase, dan protease. Penyakit udang menyala ini pada umumnya menyerang udang pada stadia mysis sampai awal pasca larva (Taslihan, 1988).

Ciri-ciri udang yang terserang vibriosis antara lain kondisi tubuh lemah, berenang lambat, nafsu makan hilang, badan mempunyai bercak merah-merah (red discoloration) pada pleopod dan abdominal serta pada malam hari terlihat menyala (Sunaryoto et al., 1987). Udang yang terkena vibriosis akan menunjukkan gejala nekrosis.Menunjukkan bagian kaki renang (pleopoda) dan kaki jalan (pereiopoda) menunjukkan melanisasi. Bagian mulut yang kehitaman adalah kolonisasi bakteri pada esophagus dan mulut.

Pencegahan penyakit yang ditimbulkan oleh penyakit Vibriosis adalah :

1. Lingkungan

Lingkungan terutama sifat fisika, kimia biologi perairan akan sangat mempengaruhi keseimbangan antara udang sebagai inang dan organisme penyebab penyakit. Lingkungan yang baik akan meningkatkan daya tahan udang, sedangkan lingkungan yang kurang baik akan menyebabkan udang mudah stres dan menurunkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit bakteri.

2. Kepadatan udang

Kepadatan udang yang melebihi daya dukung perairan (carrying capacity) akan menimbulkan persaingan antar udang tinggi, oksigen terlarut menjadi rendah dan sisa metabolisme seperti amoniak akan meningkat seperti amoniak akan meningkat sehingga dapat menimbulkan stres dan merupakan penyebab timbulnya penyakit.

3. Makanan yang seimbang

Pemberian makanan yang kurang bermutu dapat menyebabkan kekurangan vitamin yang diikuti oleh pertumbuhan yang lambat atau menurunnya daya tahan udang sehingga mudah untuk terserang suatu penyakit, disamping tingkat pemberian pakan dan kualitas makanan juga akan mempengaruhi sistem kekebalan.

Penanganan yang paling umum dilakukan untuk mengatasi penyakit udang menyala akibat infeksi Vibrio harveyi adalah dengan menggunakan bahan bahan kimia seperti : Chloramphenicol 1,9 ppm, Oxytetracycline 2 ppm, Furazalidon 2-4 ppm, dan Prefuran 1,5-2,0 ppm (Rukyani, 1999). Akan tetapi sebagian besar obat-obatan yang digunakan tersebut pada akhirnya tidak efektif dan dapat mengakibatkan kelainan (deformities) pada larva udang (Pitogo, 1989) serta dapat juga berakibat berkembangnya resistensi bakteri terhadap obat

(Rukyani, 1999). Tetapi, penggunaan antibiotik sudah dilarang oleh pemerintah dan diganti dengan menggunakan probiotik, probiotik yang sering digunakan biasanya probiotik merk sanolif-pro-w. Sebelum digunakan probiotik ini harus dikultur selama 18 jam kemudian, ditebar merata di tambak.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Mochammad Untung Kurnia. 2007. Penelusuran Efektifitas Beberapa Bahan Alam Sebagai Kandidat Anti Bakteri dalam Mengatasi Penyakit Vibriosis pada Udang Windu. Bandung : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Al Rozi, Fakhrudin. 2008. Penerapan Budidaya Udang Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan Melalui Aplikasi Bakteri Antagonis untuk Biokontrol Vibriosis Udang Windu. Yogyakarta : UGM

Rukyani, Akhmad. 1999. Beberapa Jenis Penyakit Sebagai Kendala Utama Budidaya Udang dan Cara Pengendaliannya. Badan Litbang Pertanian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar